JAKARTA TRIBUNNEWS.COM-Mabes Polri mengungkap lima wilayah yang berpotensi rawan pada Pilkada serentak 2020. Salah satunya adalah partisipasi, di mana para pendukung menunjukkan sikap fanatik, ASN tidak netral, konflik internal partai, konflik eksternal antar partai, atau politik identitas.

Kementerian Komunikasi dan Informatika memberikan perhatian khusus pada praktik kebijakan moneter dan politik identitas yang biasanya menjadi ciri khas Partai Demokrat Indonesia. Sejauh ini, langkah kehati-hatian yang dilakukan penyelenggara pemilu berkoordinasi dengan Panitia Anti Korupsi untuk memantau pelaksanaan kebijakan moneter selama Pemilu 2020. Direktur IKP Kominfo Profesor Dr. Widodo Muktiyo mengatakan: “Kami tentu berharap kedua lembaga ini akan mengambil langkah konkrit untuk mengurangi kebijakan moneter yang kerap terjadi di setiap pemilu.” Meski terkait dengan politik identitas, Widodo mendorong semua pemangku kepentingan, terutama Adalah tim sukses peserta pemilu 2020. Jangan gunakan kata-kata yang membahayakan persatuan dan kesatuan negara. Salah satu narasi politik identitas yang harus dihindari adalah posisi yang mengandung unsur SARA.

“Kami berharap seluruh calon pada Pemilu 2020 akan menemukan ide, visi dan misi. Misalnya, mengeluh tentang cara efektif menangani Covid-19, alih-alih saling tuduh, mencakar permukaan SARA atau saling memprovokasi. , Ini memang telah menghancurkan demokrasi kita.

Add Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *