Jakarta TRIBUNNEWS.COM-Sipongi yang dikembangkan oleh Arahan Umum Perubahan Iklim (PPI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, menjadi rujukan utama informasi tentang kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Indonesia. Informasi ini dapat diakses langsung oleh masyarakat setiap saat melalui laman www.sipongi.menlhk.go.id.
Sistem informasi Sipongi menjadi dasar pencegahan kebakaran hutan dan lahan melalui deteksi dini titik api, dan sumber informasi paling berharga bagi masyarakat. — “Karena sering terjadi kesalahpahaman tentang hotspot di dalam masyarakat. Orang sering mengira bahwa hotspot atau hotspot itu sama dengan hotspot, tetapi berbeda. Oleh karena itu, Anda harus mensosialisasikan dan mengedukasi publik tentang hotspot dan hotspot tersebut. Menyelesaikan pemadaman kebakaran hutan dan lahan ( Basar Manullang, Ketua PKHL, dalam siaran persnya, Kamis (20/8/2020) mengatakan, data titik api dan titik api berada di Sipongi.
Dalam topik Sipongi Dalam pembahasan Climate Corner, Basar mengoptimalkannya sehari lalu.Dia menjelaskan Sipongi memiliki sumber data dari empat satelit yaitu Terra Aqua, NOAA, SNPP dan Landsat 8, serta data cuaca dari BMKG. -Data dari Alam SIPONGI juga Lebih akurat karena berisi informasi lokasi tentang tingkat desa dan kondisi lahan. Datanya juga disinkronkan setiap 30 menit, sehingga data hotspot yang dihasilkan bersifat real-time (hampir real-time).
“Aplikasi Sipongi sudah termasuk dalam KemenpanRB Di antara 99 inovasi layanan publik teratas, mereka kemudian memenangkan penghargaan Top 45. Wakil Ketua RI Jusuf Kalla langsung menyampaikan laporannya pada 2019, “ujarnya. Kedepannya, Basar menjelaskan rencana peningkatan Sipongi menjadi Sipongi +. Hal itu dilakukan agar informasi Karhutla dari Sipongi + lebih bisa diandalkan, terima kasih kepada Berbagai fungsi dan peningkatan lainnya.

Meningkatkan kualitas data dan informasi kebakaran hutan dan lahan, sehingga persentase pemantauan kebakaran hutan dan lahan semakin tinggi.
Add Comment